Medianda
– Sahabat medianda Puasa Ramadhan merupakan salah satu amalan yang paling
ditunggu oleh umat Islam. Bulan Ramadhan yang datang hanya sekali dalam setahun
tersebut merupakan bulan penuh berkah dan ampunan.
Namun,
ada empat golongan yang diperbolehkan untuk tidak menjalankan ibadah puasa Ramadhan
serta satu golongan yang dilarang berpuasa. Siapa sajakah mereka? Simak
ulasannya berikut ini:
1. Orang yang sakit
Allah
berfirman dalam Surat Al-Baqarah: 185:
“Dan
barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang
lain.”
Dari
ayat berikut, orang sakit yang diizinkan tidak berpuasa adalah orang sakit yang
apabila menjalankan puasa, dapat memperparah kondisi yang bersangkutan. Walau
tidak berpuasa, namun orang tersebut harus membayar puasanya tersebut.
2. Orang yang sedang
dalam perjalanan jauh (musafir)
Nabi
Muhammad bersabda dalam hadis riwayat Muslim:
“Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika bersafar melihat orang yang
berdesak-desakan. Lalu ada seseorang yang diberi naungan. Lalu Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam mengatakan, “Siapa ini?” Orang-orang pun mengatakan, “Ini
adalah orang yang sedang berpuasa.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Bukanlah suatu yang baik seseorang berpuasa ketika dia bersafar.”
Jadi
sahabat medianda, apabila seseorang yang melakukan perjalanan jauh saat
berpuasa diizinkan untuk tidak berpuasa apabila kondisinya berat dan
menyulitkan. Namun, orang tersebut wajib mengganti puasanya di kemudian hari.
3. Orang lanjut usia
(lansia)
Orang
tua yang tidak mampu menjalankan puasa diberi kelonggaran untuk tidak berpuasa.
Sebagai gantinya, orang tersebut diwajibkan untuk membayar fidyah yaitu dengan
memberi makan fakir miskin setiap kali orang tersebut tidak berpuasa.
Allah
berfirman dalam Al-Baqarah ayat 184:
“Dan
wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.”
Adapun
ukuran satu fidyah adalah setengah sho’, kurma atau gandum atau beras, yaitu
sebesar 1,5 kg beras.
4. Wanita hamil dan
menyusui
Nabi
bersabda dalam hadis riwayat Ahmad:
“Sesungguhnya
Allah ‘azza wa jalla menghilangkan pada musafir separuh shalat. Allah pun
menghilangkan puasa pada musafir, wanita hamil dan wanita menyusui.”
Apabila
ibu yang sedang mengandung dan menyusui tidak mampu berpuasa, Allah meringankan
untuk tidak berpuasa dan menggantinya di kemudian hari.
5. Wanita yang sedang
dalam keadaan haid dan nifas
Golongan
orang yang dilarang berpuasa adalah wanita dalam keadaan haid dan nifas. Nabi
bersabda dalam Hadis Riwayat Bukhari:
“Bukankah
ketika haid, wanita itu tidak shalat dan juga tidak puasa. Inilah kekurangan
agamanya.”
Wanita
yang haid dan nifas dilarang berpuasa selama masa haid dan nifas tersebut.
Namun, mereka tetap harus mengganti puasa di kemudian hari.
Semoga
bermanfaat.
Sumber:Radarislam