Medianda
– Sahabat medianda Dijaman yang serba canggih serta modern seperti sekarang ini
tidak sedikit para produsen makan atau minuman yang berlaku curang. Tidak semua
produsen jujur dengan konsumen. Terkadang, saat membeli produk di toko,
konsumen bahkan tidak tahu pasti apa saja bahan pembuatnya.
Karena
itu, BrightSide.me telah mengumpulkan 13 produk yang kebenaran bahan pembuatnya
tidak diberitahukan secara gamblang.
1. Keripik Kentang
Sebagian
besar produk keripik tidak dibuat dari kentang asli. Pabrikan menggunakan
tepung (gandum atau jagung) dan campuran pati.
Adonan
pembuat keripik mengandung tidak lebih dari 42 persen kentang. Warna dan rasa
‘alami’ dicapai dengan bantuan zat aditif makanan.
Sebenarnya
ada juga produsen yang menggunakan kentang asli. Satu bungkus besar keripik
kentang rata-rata dibuat dari 2 kentang asli. Namun, produk semacam itu dikenai
pajak yang lebih besar. Karena itulah keripik kentang asli harganya tidak
mungkin murah.
2. Keju Sandwich
Kebanyakan
keju (sandwich, parutan, atau irisan) tidak selalu mengandung keju asli. Untuk
menghemat uang dan menyederhanakan prosesnya, beberapa produsen mengganti susu
dengan protein whey atau minyak sawit.
Yang
semacam ini disebut dengan produk keju, bukan keju asli. Tapi tulisan produk
keju ini mungkin tidak ditunjukkan pada labelnya.
Keju
asli harus terbuat dari susu alami dan tidak mengandung lemak nabati. Keju yang
mengandung minyak sawit hancur saat diiris. Dan jika ditekan, bekasnya akan
tetap ada, dan muncul sedikit cairan. Keju semacam ini tidak mengandung
penyedap alami.
3. Makanan Kaleng
Pada
label produk kalengan biasanya Anda dapat menemukan berat total bahan dalam
huruf besar, dan sedikit di bawahnya adalah bobot produk yang dikeringkan.
Dalam produksi dan pengemasan makanan kaleng, sedikit penyimpangan dari berat
bersih (berbeda untuk setiap produk) diperbolehkan. Dan penyimpangan ini sering
menunjukkan angka yang lebih kecil.
5. Produk
Confectionery
Berbagai
produk confectionery, seperti croissant dan sweet rolls, hanya setengahnya yang
benar-benar isi. Sementara bagian pinggirnya dengan suntikan. Tentu saja,
produsen melakukan ini untuk menghemat uang. Dan pembeli, berharap bisa
mendapatkan confectionery yang banyak isinya seperti yang digambarkan pada
bungkusnya.
6. Cokelat dengan
Kacang
Salah
satu rayuan manis produsen cokelat adalah ‘banyak taburan kacangnya’. Padahal,
kenyataannya cokelat hanya mengandung 3-5 kacang. Tentu saja kacang tersebut
bisa saja dari jenis yang rendah kualitasnya. Konsumen tak mungkin tahu
perbedaannya, tapi harganya tetap saja 2-3 kali lebih mahal.
7. Chicken Nuggets
Meski
namanya chicken nuggets, tapi tidak banyak mengandung daging ayam. Faktanya,
Campuran untuk nugget klasik hanya terdiri dari 50% daging cincang ayam.
Sisanya 50 persen adalah kedelai dan daging sapi.
8. Kopi Instan
Apapun
yang mereka katakan dalam iklan, kopi instan tidak bisa 100 persen alami kopi.
Ya, kopi instan terbuat dari kacang alam yang digiling dan diolah dengan air
panas. Kemudian mereka berubah menjadi bubuk (kopi instan), butiran (butiran),
atau beku dan dikeringkan (dikeringkan beku). Namun sebagai akibat dari proses
ini, kopi kehilangan sebagian besar rasa dan aromanya. Kekurangan ini dikoreksi
dengan bantuan perasa.
9. Ice Tea
Ice
tea terbuat dari ekstrak teh yang dimasak, dikeringkan, dan diubah menjadi
bubuk. Setelah itu diangkut dan kemudian dibuat dengan air.
Karena
itu gelas yang diberi ice tea mengandung kurang dari 1 persen teh itu sendiri,
dan sisanya adalah gula, air, dan perasa.
Jika
keterangan komposisi tidak mengandung kata ekstrak teh, artinya ice tea hanya
berisi air biasa yang dibuat mirip teh dengan bantuan berbagai perasa.
Ice
tea tidak mengandung daun segar dan biji teh alami – produsen menggunakan
perasa (yang kadang tidak selalu alami).
10. Mentega
Tidak
semuanya yang ada tulisan mentega benar-benar mentega. Komposisi mentega alami
sederhana yaitu susu utuh dan krim. Jika ramuan ini tidak tercantum dalam
kemasannya, kemungkinan itu adalah margarin. Mentega sebenarnya tidak pernah
hancur dan tidak menempel pada pisau jika baru diambil dari lemari es.
11. Makanan Beku
Saat
menjual makanan beku, berat bersih produk sangat penting. Oleh karena itu,
untuk menaikkan harga, beberapa produsen menambahkan air ke kemasannya sebanyak
sampai 50 persen dari berat aslinya.
Dalam
beberapa kasus, selain air, kemasannya bisa mengandung bagian tak termakan lainnya.
Akibatnya, konsumen hanya mendapatkan 25-35 persen dari produk bersih.
12. Air Kemasan
Kebanyakan
air kemasan yang kita beli adalah air keran siap minum. Apapun mereknya, karena
telah melalui berbagai tahap pembersihan, jumlah elemen yang berguna dalam air
tersebut berkurang menjadi nol.
13. Ketang Goreng
Penjual
sering menggunakan teknik visualisasi dan perbandingan. Sisi psikologis kita
diatur sedemikian rupa sehingga jika kita memiliki 3 paket berbeda di depan
kita, kita akan memilih rata-rata. Namun, dalam kebanyakan kasus, rata-rata dan
besar adalah sama.
Misalnya,
tidak semua orang tahu bahwa di beberapa restoran makanan cepat saji, perbedaan
antara paket kentang goreng besar dan menengah hanya pada kemasannya saja.
Malah terkadang kemasan medium berisi lebih banyak kentang dibandingkan paket
yang besar.
Sumber: dream.co.id