Medianda
– Sahabat medianda Hamil dan memiliki keturunan adalah kodrat tiap wanita. Demi
mewujudkannya, kebanyakan wanita penasaran pada masa subur dirinya. Pembuahan
yang terjadi pada masa subur (ovulasi) diharapkan bisa menghasilkan keturunan
sesuai harapan.
Masa
subur, kata ahli kandungan dan kehamilan, Ahmad Mediana, adalah saat indung
telur (ovarium) melepaskan sel telur (ovum) yang sudah siap dibuahi ke dalam
saluran indung telur (tuba falopi). Bila sel telur berhasil bertemu sp3*rma dan
mengalami pembuahan, maka pasangan tersebut berkesempatan memperoleh buah hati.
Sahabat
medianda aturannya, kalau usia Mama di bawah 35 tahun dan sudah berusaha hamil
selama setahun, Mama harus mulai menjalani terapi kesuburan. Tetapi jika Mama
mengalami gejala kemandulan ini, Mama tidak boleh menunggu terlalu lama.
Karena, gejala infertilitas ini tidak boleh diabaikan jika Mama berniat agar
cepat hamil. Selain bisa mengetahui apa penyebab sulit hamil, dokter juga bisa
mengetahui apakah ada problem lain yang perlu ditangani. Untungnya, kemandulan
atau ketidaksuburan bisa ditangani dengan pengobatan, atau pembedahan, sehingga
Mama bisa cepat hamil.
Sahabat
medianda berikut gejala kemandulan yang tak boleh diabaikan:
1. Tidak mens
Setelah
lepas KB, biasanya tubuh butuh waktu beberapa bulan untuk mengatur kembali
siklus m3nstru4si. Tetapi kalau Mama tidak mens lagi sampai tiga bulan, coba
periksakan pada dokter. "Tidak mens berarti perempuan itu tidak
berovulasi, dan hanya punya sedikit peluang untuk melakukan pembuahan tanpa
bantuan," kata Dr. Lorna Marshall, ahli endokrinologi reproduksi di
Pacific NW Fertility di Seattle.
Dokter
biasanya akan mengupayakan perawatan lebih awal untuk menstimulasi ovulasi.
Misalnya dengan konsumsi pil harian yang disebut Clomid (untuk menstimulasi
ovulasi). Jika tidak berhasil, langkah berikutnya adalah menggunakan obat
penyubur injeksi, inseminasi, dan terakhir in-vitro fertilization atau bayi
tabung.
2. Haid tidak teratur
Jika
jadwal mens tidak teratur, Mama tidak akan tahu kapan atau apakah Mama sedang
berovulasi. "Siklus mens yang datangnya sporadis merupakan indikasi dari
suatu kelainan ovulasi yang mendasar, yang membuat pembuahan jadi sulit,"
papar Dr. Sheeva Talebian, ahli endokrinologi reproduksi di Reproductive
Medicine Associates of New York. Penyebabnya mirip dengan berhentinya siklus m3nstru4si:
sindrom ovarium polikistik, kelainan tiroid, dan hypothalamic amenorrhea
(berhentinya mens akibat terlalu banyak olahraga dan kurang makan). Haid yang
tidak teratur juga merupakan tanda berkurangnya cadangan ovarium karena
endometriosis atau kegagalan ovarium awal.
3. Perdarahan di
sela-sela siklus mens
Seharusnya
Mama hanya mengalami perdarahan ketika sedang mens. Namun menurut Dr. Talebian,
perdarahan di sela-sela jadwal mens atau setelah berhu*bu*ngan s3k*s bisa
mengindikasikan suatu polip rahim atau fibroid, atau perlukaan pada servik.
Selain membuat Mama sulit hamil, perdarahan perlu diperiksakan ke dokter untuk
mengetahui apakah ada hu*bu*ngannya dengan kanker.
4. Volume darah mens
sangat deras
Jika
Mama bisa menghabiskan lebih dari satu pembalut dalam satu jam selama beberapa
jam, mengeluarkan gumpalan darah yang besar, atau mengalami perdarahan selama
lebih dari tujuh hari, berarti haid Mama tergolong berat. Dan, hal ini bisa
merupakan tanda fibroid rahim, demikian menurut Dr. Marcy F. Maguire, ahli
endokrinologi reproduksi di Reproductive Medicine Associates of New Jersey.
"Mens yang deras juga berkaitan dengan kelainan perdarahan tertentu atau
keabnormalan endokrin," katanya. Fibroid bisa menyusut atau dioperasi jika
menghambat kehamilan, sedangkan kelainan darah bisa ditangani dengan pengobatan.
5. Nyeri panggul
Kram
yang sangat parah saat m3nstru4si, nyeri sepanjang siklus mens terjadi atau
setelah berhu*bu*ngan s3k*s, bisa jadi merupakan gejala endometriosis.
"Dengan endometriosis, jaringan yang seharusnya menghubungkan rongga rahim
ditemukan di luar rahim di dalam panggul," kata Dr. Maguire. Endometriosis
bisa menyebabkan jaringan parut pada struktur panggul, mengurangi kesuburan,
dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Bahkan, endometriosis bisa
mengurangi cadangan sel telur, sehingga dokter umumnya akan menyarankan
perawatan kesuburan.
Nyeri
panggul yang diikuti demam dan keluarnya cairan dari vagina yang tidak normal
merupakan salah satu gejala infeksi, yang juga bisa memicu jaringan parut.
Infeksi panggul bisa meningkatkan risiko penyumbatan tuba falopi, jelas Dr.
Marshall. Untuk itu Mama sebaiknya menjalani pemeriksaan untuk melihat apakah
saluran indung telur tidak tersumbat, begitu Mama dan Papa mulai menjalani
program hamil.
Itulah
gejala kemandulan yang tak boleh diabaikan. Segera periksakan ke dokter jika
Mama mengalami salah satu atau beberapa dari gejala di atas.
Semoga
bermanfaat.