Medianda – Sahabat medianda
Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi kedepan dan kita juga tidak
akan pernah bisa membaca fikiran orang meski ia adalah pasangan kita sendiri,
sebab tidak menutup kemungkinan hati orang itu bisa berubah-ubah kecuali orang
tersebut memiliki iman yang kuat. Seperti kisah berikut.
Aku dan Kevin tumbuh
bersama sejak kecil. Kami juga satu kuliah dan otomatis, kami menjadi sepasang
kekasih. Begitu kami lulus, kami memutuskan untuk menikah. Tidak ada rumah,
mobil juga tidak ada, apalagi tabungan, tapi kami bekerja keras demi hidup.
Kami berpikir untuk
menunda untuk mempunyai anak, buat hidup saja pas banget apalagi ada anak. Namun
tahun ke-5 pernikahan kami, ekonomi keluarga kami mengalami peningkatan pesat!
Kami sanggup beli rumah, mobil, dan lain sebagainya. Namun, tiba-tiba datang
sebuah kabar, suamiku mengalami kecelakan maut.
Kecelakaan mobil itu
mengambil nyawa suamiku… Aku pingsan saat dengar kabar ini. Ketika aku sadar,
aku bertemu dengan orang tua suamiku yang datang dari desa. Ternyata, upacara
pemakaman sudah selesai dilaksanakan, aku bahkan tidak sempat melihatnya untuk
terakhir kalinya.
Kondisiku lemas, aku pun
pergi ke dokter untuk memeriksakan kesehatanku, ternyata aku hamil 2 bulan.
Anak dalam kandunganku ialah hasil dari cinta kami berdua, karena itu, aku
berjuang keras untuk melahirkan dan membesarkannya sebagai bukti cintaku
kepadanya!
Namun orang tua Kevin,
suamiku tidak setuju! Mereka memintaku untuk melakukan aborsi. Alasan mereka tidak
dapat kuterima. Mereka berkata kalau aku masih terlalu muda untuk merawat
seorang anak. Namun, aku tetap bersikeras untuk melahirkan anak ini. Setahun
kemudian, aku mendapatkan kabar kalau orang tua suamiku sudah pindah dan sejak
saat itu, aku tidak pernah dapat menghubungi mereka kembali.
Dua tahun pun berlalu, aku
bekerja di kota lain. Managerku, Hendra, sangat menyukai pekerjaanku serta dia
iba dengan kisahku dua tahun ini. Dia adalah seorang pria yang tangguh dan aku
sebagai seorang janda yang masih memerlukan pria untuk diandalkan, akhirnya aku
menerima cintanya.
Hari itu, aku dan Hendra
jalan-jalan di kota dan pada saat itu, aku melihat wajah yang sangat tidak
asing! Wajah itu seperti sangat kukenal, ternyata dia suamiku yang sudah
meninggal! Aku Shock! Tidak tahu harus marah atau tidak! Aku melihat seorang
wanita muda keluar dari ruang ganti dan dengan senyuman manisnya dia berkata ke
pria itu, Kevin,”Suamiku, baju ini bagus nggak?”
Wanita ini adalah
merupakan teman kuliah kami berdua! Dia wanita kaya raya dan sangat terhormat
di daerah ini. Di titik itu, aku sadar! Dia tidak mati karena kecelakaan! Dia
dan orangtuanya sengaja membuangku yang miskin ini dan menikahi wanita kaya
demi hartanya! Hatiku hancur, marah, namun tidak berdaya.
Mereka menyadari
keberadaanku. Dia merangkul tangan Kevin sambil mengejek,”Oh ternyata elu di
sini juga? Gimana kehidupanmu setelah bercerai?”.
Apa!? Aku bercerai!? Aku
jawab,”Kevin dan aku sama sekali tidak bercerai! Putra kami sudah berusia 2
tahun sekarang, masa dia nggak kasih tahu elu?”
Aku pun gandeng tangan
managerku dan pergi dari situ secepat mungkin.
Esoknya, Kevin mencariku.
Dia memberiku uang 10 juta dan mengajukan perceraian. Di depan Hendra, manager
dan calon suamiku, aku koyak check seharga 10 juta itu dan dengan senang hati
aku langsung pergi melakukan perceraian dengannya.
Tidak lama setelah itu,
kabar burung datang ke telingaku. Perusahaan yang dia buka bangkrut dan dia
bercerai lagi. Saat pihak keluarga dari selingkuhannya tahu kebenarannya,
mereka memutuskan hubungan mereka. Sekarang hidupku bahagia bersama anakku dan
Hendra, managerku yang baik hati.
Semoga bermanfaat
Sumber:Postshare